TANGGUH MENYIKAPI DUKA MENJADI KEKUATAN

TANGGUH MENYIKAPI DUKA MENJADI KEKUATAN

Oleh Muhammad Julijanto

Dosen Fakultas Syar’ah IAIN Surakarta

 

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَائِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لِيُخْرِجَنَا مِنَ الضُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَيَجْعَلَنَا مِنْ خَيْرٍ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ وَاحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَفْضَلِ الْخَلْقِ وَ الْمَخْلُوْقَاتِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمُ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اَمَّابَعْدُ.

فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَيْثُ مَاكُنْتَ وَاتْبِعُوا السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقُوا النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -٣٥-

Puji syukur alhamdulillah atas segala nikmat yang terbaik dan terindah yang kita rasakan hari ini, semoga nikmati ini bisa kita optimalkan untuk meraih kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat. Dengan beramal yang baik dan mencegah kemungkaran.

Salawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad Saw atas segala perjuangan dan teladannya membimbing umat manusia mencapai kemuliaan hidup dan kebahagiaan akhira yang abadi-walal akhiratu khoairu laka minal uulaa, dengan berkhlak yang terpuji. Semoga kita sebagai umatnya istiqomah hingga akhir ayat, wala tamutunna illa wa antum muslimun. Janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.

Marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt, sebab sebagus-bagus bekal adalah bekal takwa. Yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akherat.

Jamaah Jumah Tamu Undangan Allah yang berbahagia

Semua orang berhak untuk gagal dan berduka, semua orang juga berhak untuk terbebas dari belenggu kegagalan dan kedukaannya.

Masalahnya adalah bagaimana ia bisa menyikapi kegagalan dan kedukaan itu? Bagaimana ia harus kembali pada kehidupan normalnya, dan bagaimana ia harus menjadikan kegagalan itu sebagai kekuatan untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Bagaimana agar yang minus itu berbalik menjadi plus?

Semua orang pernah mengalami peristiwa duku. Peristiwa duka dalam arti luas yang menempatkan kita pada posisi kehilangan, baik itu kehilangan seseorang yang kita cintai, harta benda, pekerjaan, tempat tinggal, atau apa saja. Dari sebuah peristiwa duka berskala mikro, yang kecil, yang terjadi secara individual, sampai peristiwa duka berskala makro, yang besar dan terjadi secara massal. Sebuah peristiwa duka, tragedi, musibah, atau bencana, adalah sebuah malapetaka. Peristiwa ini memberikan suatu luka jiwa yang dalam dan rasa kehilangan yang besar.

Di negeri yang penuh dengan bencana ini, peristiwa duka selalu terjadi sambung menyambung dan silih berganti. Belum pulih trauma yang ditimbulkan oleh sebuah peristiwa duka yang satu, dihempas pula oleh peristiwa duka lanjutan. Peristiwa duka itu tampak selalu datang dan pergi. Dalam konteks makro, peristiwa duka yang memilukan itu dapat berupa bencana alam seperti  banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, angin putting beliung, dan lainya yang hampir terjadi setiap hari dari berbagai belahan bumi.

Demikian halnya dalam konteks mikro seperti kematian salah satu anggota keluarga, pencurian harta benda, putus cinta atau perceraian, cerai hidup atau cerai mati, korban kejahatan, atau lainnya, tentu mengundang kedukaan dan kepahitan yang dalam.

Ada yang terpuruk dalam kedukaan panjang. Ada pula yang mencoba bangkit dari kesedihan dan menjadikan kedukaanya sebagai kekuatan. Semua orang berhak untuk berduka, semua orang juga berhak untuk terbebas dari belenggu kedukaannya.

Jamaah Jumah Tamu Undangan Allah yang berbahagia

Bagaimana kita menyikapi kedukaan itu dan berusaha keluar dari belenggu duka dan kembali bangkit untuk hidup selanjutnya yang lebih baik. Tidak ada satu pun peristiwa di dunia ini yang terjadi secara kebutulan. Semua peristiwa itu baik suka dan duka, hanya bisa terjadi bila Yang Mahakuasa Allah Swt menghendaki peristiwa itu terjadi. Demikian juga kemakmuran hidup, keberuntungan, kesenangan, ataupun kenikmatan yang luar biasa yang didapatkan manusia saat ini ternyata juga kehendak Allah Swt. Untuk menguji sejauhmana ketangguhan kita dalam menyikapi keduanya. Untuk menguji-liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘alama. Bertawakal, bersabar, berusaha keras, berikhtiar, istiqomah, konsisten, dan sikap positif lainnya. Bersyukur atas nikmat yang Allah Swt anugrahkan kepadanya.

Seseorang yang memiliki kesadaran akan kekuasaan Ilahi akan memahami dan tahu diri dengan posisinya sebagai makhluk yang lemah dan penuh keterbatasan. Ada hikmat dan tujuan dari suatu peristiwa yang menimpa kita. Paling tidak ada beberapa hal yang perlu kita renungkan; bahwa semua peristiwa duka adalah ujian atau cobaan dari Allah yang bertujuan agar kita memiliki kekuatan hati, senantiasa bersabar dan tidak mudah menyerah pada keadaan yang begitu berat sekalipun. Apabila berhasil melalui ujian duka mendalam ini, maka tingkat kekuatan hatinya semakin meningkat, kualitas hidupnya semakin baik. Sebaliknya bila gagal melewatinya, maka ia akan terpuruk dalam kerapuhan. Mestinya kita harus tangguh dan kuat, mengatasi seberat apapun kesedihan itu.

Perlu kita pahami pula bahwa peristiwa duka yang diturunkan Allah kepada seseorang itu sebagai sebuah teguran yang bertujuan agar ia kembali kepada jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah Swt. Pada saat ia berada di jalan yang dimurkai Allah Swt. Peristiwa duka yang memilukan itu memang sengaja dijatuhkan Allah Swt kepada seseorang sebagai hukuman karena kedurhakaannya dan dosa yang dilakukannya selama ini.

Jamaah Jumah Tamu Undangan Allah yang berbahagia

Oleh karena itu peristiwa duka dimanfaatkan untuk menemukan jati dirinya, mawas diri, instrospeksi diri, agar kita menemukan makna hidup yang sejati, kita bisa evaluasi kesalahan diri kita, mungkin kurang bersyukur, kurang tawakal, kurang sabar dan kekurangan yang lainnya. Supaya kita berbenah diri, meluruskan niat mengharap ridha Allah Swt semata dalam menjalankan aktivitas hidup ini. Terus belajar untuk memahami hikmah di balik perstiwa duka yang menimpa, terus bekerja keras meningkatkan kualitas diri, berusaha semaksimal mungkin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi yang lain-khairun naas anfa’uhum lin naas-sebaik-baik manusia yang memberi manfaat bagi yang lain.

Allah Swt tidak pernah mengambil sesuatu dari seseorang tanpa memberikan sesuatu yang lain. Allah Swt menghilangkan sesuatu dari kita, namun akan menggatinya dengan sesuatu yang lain. Banyak orang yang lebih suka meratapi sesuatu yang hilang darinya, namun tidak mensyukuri sesuatu yang didapatkannya. Allah Swt mempunyai rencana besar untuk kita saat terjatuh dan tertimpa duka yang mendalam, bila kita lulus dari ujiannya, maka ada tugas baru yang siap menanti kita.

Marilah kita syukuri segala yang terjadi dan ambil hikmah yang terbaik dari apa yang kita rasakan. Kita bersyukur atas apapun yang kita alami, karena nikmat Allah Swt mengalir setiap saat tanpa terputus sama sekali. Walaupun kita mengalami peristiwa duka yang memilukan, kita tetap bersyukur, telah diberi kesempatan untuk merasakan kemalangan dan kebahagiaan, atau kegagalan dan keberhasilan. Kita telah diberi kesempatan untuk menghirup udara segar, mendapatkan makanan dan minuman, melihat dan mendengar, berkumpul dan bercengkerama bersama keluarga, dan menikmati kemudahan lainnya yang mungkin tidak bisa dinikmati oleh orang lain.

Akhirnya kita mohon kepada Allah Swt anugrah yang terbaik dan terindah. Menjadi pribadi yang bermanfaat dan bersyukur atas anugrahNya.

اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.   بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُ مَابِاَنْفُسِهِمْ

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَ الذِكْرِ اْلحِكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْ كُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ     


 

Khutbah Kedua

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَائِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لِيُخْرِجَنَا مِنَ الضُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَيَجْعَلَنَا مِنْ خَيْرٍ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ وَاحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَفْضَلِ الْخَلْقِ وَ الْمَخْلُوْقَاتِ. اَمَّابَعْدُ.

فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَيْثُ مَاكُنْتَ وَاتْبِعُوا السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقُوا النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّا بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَضِيْمِ: اِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا اَيُّهَا الْذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمُ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَاجْعَلْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِ نِعَامَهُ وَيُكَافِ مَزِيْدَ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَايَنْبَغِ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَضِيْمُ السُّلْطَانِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبُ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَاقَضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكَ الْكَفَارَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا جَمْعًا مَغْفُوْرًا وَتَفَرُقَنَا بَعْدَ هَذَا تَفَرُقًا مَرْحُومًا.

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْاَلُكَ خَيْرَ المَسْاَلَةِ وَخَيْرَالدُّعَاءِ وَخَيْرَ النَّجَاحِ وَخَيْرَالْعِلْمِ وَخَيْرَ الْعَمَلِ وَخَيْرَ الثَّوَابِ وَخَيْرَالْحَيَاةِ وَخَيْرَ الْمَمَاتِ وَثَبِتْنِىْ وَثَقِلْ مَوَازيْنِي وَحَقِّقْ اِيْمَانِى وَارْفَعْ دَرَجَتِيْ وَتَقَبَّلْ صَلَاتِيْ وَاغْفِرْخَطِيْأَتِيْ وَاسْأَلٌكَ الْعُلَامِنَ الجَنَّةِ

 اَللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمِنَا هَذَا أَوَّلُهُ صَلاَحًا وَأَوْسَطُهُ فَلاَحًا وَاَخِرُهُ نَجَاحًا بَاهِرًا بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتَخَسُّوعَنَا وَجَمِيْعِ عِبَاذَتَنَا وَتَمِّمُ تَكْثِيْرَنَا يَاالله. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةَ حَسَنَةً وَقِنَا عَدَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْاَخْيَارِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَائِيْتَائِىذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَااذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمَهُ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهُ أَكْبَرُ.

Daftar Pustaka

Wahyu Madya Gunawan, Mengelola Kegagalan dan Kedukaan Menjadi Kekuatan, Yogyakarta: Tugu Publisher, 2010.

Jamal Ma’mur Asmuni, 13 Cara Nyata Mengubah Takdir, Jakarta: Wahyumedia, 2010. Hlm. Iv-v.